Thursday, December 1, 2016

Ternyata Lemak Daging Kambing Lebih Rendah dari Daging Sapi

Perbandingan antara orang yang suka dan tidak suka pada daging kambing boleh dibilang relatif sama. Lucunya, kebanyakan penggemar daging kambing adalah kaum pria sehingga daging kambing identik dengan makanan pria. Mungkin, karena disinyalir daging kambing bisa membangkitkan libido kaum adam. Namun, bau prengus khas kambing dan dagingnya yang alot membuat tak sedikit juga orang yang menghindari untuk menyantapnya. Apalagi, katanya, daging kambing bisa juga memicu tekanan darah tinggi.
Contoh gambar

            Anggapan bahwa daging kambing lebih ‘jahat’ dari daging sapi ternyata tak sepenuhnya betul. “Secara fisik, daging sapi justru lebih banyak mengandung lemak, baik lemak subkutan (lemak yang terdapat di bawah kulit dan mudah dibuang) maupun lemak marbling (lemak di antara daging yang sulit dibuang, tapi justru membuat cita rasa daging lebih enak). Sedangkan daging kambing, lemak marbling-nya lebih sedikit dan lebih banyak lemak subkutan-nya. Artinya, lemak pada daging kambing lebih mudah di-trim (dibuang)Lagi pula, kandungan lemaknya pun lebih rendah 50%-60% (per 100 g daging) dari daging sapi!” urai Dr. Ir. Asep Sudarman, M.Rur.Sc, dosen di Fakultas Peternakan, IPB.

5 Mitos dan Fakta Tentang Daging Kambing







Ada rahasia di balik mitos daging kambing yang selama ini dipercaya orang orang 

Mitos: Daging kambing bisa meningkatkan libido, terutama bagian torpedo
Fakta: Hormon yang berpengaruh terhadap libido adalah testosteron. Daging (bukan hanya daging kambing), karena mengandung protein tinggi, bila dikonsumsi dalam jumlah tertentu  mungkin saja berpengaruh terhadap pembentukan testosteron, sehingga libido dapat meningkat. Termasuk bagian torpedo (testis), yang juga kaya protein.

Mitos: Jangan menyantap daging kambing bersamaan dengan buah durian
Fakta: Seperti halnya avokad, buah durian adalah jenis buah yang mengandung  lemak cukup tinggi. Dalam daging kambing pun ada kandungan lemak. Jika keduanya dikonsumsi oleh orang yang punya riwayat penyakit penyempitan pembuluh darah atau jantung koroner, tidak menutup kemungkinan penyakit tersebut akan makin parah. Tapi, bila disantap oleh  orang yang sehat, tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.

Mitos: Penderita tekanan darah tinggi tidak boleh mengonsumsi daging kambing
Fakta: Belum ada penelitian ilmiah bahwa daging kambing bisa memicu tekanan darah tinggi. Ini hanya kepercayaan masyarakat. Kalaupun memang benar, mungkin karena pengaruh mengonsumsi protein (berlaku untuk semua jenis daging) yang terlalu banyak.

Mitos: Daging kambing lebih menyehatkan daripada daging sapi
Fakta: Daging kambing lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh daripada daging sapi. Lemak tak jenuh ini lebih bermanfaat untuk kesehatan daripada lemak jenuh. Kandungan lemak jenuh (yang cenderung meningkatkan kolesterol darah) daging kambing 8,5 kali lebih rendah daripada daging sapi.

Mitos: Bau prengus atau tidaknya daging kambing tergantung cara pemotongannya
Fakta: Kambing yang dipotong dalam keadaan stres membuat rasa dagingnya tidak enak. Agar kambing tidak stres, jaga jangan sampai melihat darah temannya, tidak  ada penyiksaan (dipukul atau ditarik-tarik), dan langsung dipotong dengan pisau yang betul-betul tajam.

Tentang Kami

Comments system