Perbandingan antara orang yang suka dan tidak suka pada daging kambing boleh dibilang relatif sama. Lucunya, kebanyakan penggemar daging kambing adalah kaum pria sehingga daging kambing identik dengan makanan pria. Mungkin, karena disinyalir daging kambing bisa membangkitkan libido kaum adam. Namun, bau prengus khas kambing dan dagingnya yang alot membuat tak sedikit juga orang yang menghindari untuk menyantapnya. Apalagi, katanya, daging kambing bisa juga memicu tekanan darah tinggi.
Anggapan bahwa daging kambing lebih ‘jahat’ dari daging sapi ternyata tak sepenuhnya betul. “Secara fisik, daging sapi justru lebih banyak mengandung lemak, baik lemak subkutan (lemak yang terdapat di bawah kulit dan mudah dibuang) maupun lemak marbling (lemak di antara daging yang sulit dibuang, tapi justru membuat cita rasa daging lebih enak). Sedangkan daging kambing, lemak marbling-nya lebih sedikit dan lebih banyak lemak subkutan-nya. Artinya, lemak pada daging kambing lebih mudah di-trim (dibuang). Lagi pula, kandungan lemaknya pun lebih rendah 50%-60% (per 100 g daging) dari daging sapi!” urai Dr. Ir. Asep Sudarman, M.Rur.Sc, dosen di Fakultas Peternakan, IPB.
![]() |
Contoh gambar |
Anggapan bahwa daging kambing lebih ‘jahat’ dari daging sapi ternyata tak sepenuhnya betul. “Secara fisik, daging sapi justru lebih banyak mengandung lemak, baik lemak subkutan (lemak yang terdapat di bawah kulit dan mudah dibuang) maupun lemak marbling (lemak di antara daging yang sulit dibuang, tapi justru membuat cita rasa daging lebih enak). Sedangkan daging kambing, lemak marbling-nya lebih sedikit dan lebih banyak lemak subkutan-nya. Artinya, lemak pada daging kambing lebih mudah di-trim (dibuang). Lagi pula, kandungan lemaknya pun lebih rendah 50%-60% (per 100 g daging) dari daging sapi!” urai Dr. Ir. Asep Sudarman, M.Rur.Sc, dosen di Fakultas Peternakan, IPB.